16 June 2007

perempuan dan seni rupa

SPI ini banyak dihadiri perempuan. baik panitianya, pun pesertanya. [ning ora ana sing ayu. akeh-akehe lemu-lemu]
demikian pula ketika kami masuk kelas di session terkahir ini, lisa mengundang seniman perempuan cyndi untuk bicara mengenai proses kreatif dia sebagai perupa. beda dari perempuan lain, cyndi ini tidak lemu. kurus, seperti kebanyakan para pekerja keras lain.
karyanya, drawing dan sculpture, penuh dengan pernik ornamental.
saya ketemu dengannya beberapa kali lagi. pernah juga dikenalin dengan suami dan anak lelakinya. terakhir ketika dia membawa[kan] karyanya untuk saya lihat dan pegang.
di kelas memang saya omong kalau -mengikuti st.thomas- "tidak mau percaya omongan orang sebelum jari saya menyentuhnya sendiri karya anda". karyanya memang penuh dengan terkstur. tidak visual semata. artinya, perlu dipahami tidak cuma dengan mata, tapi juga rabaan.
rupanya dia memang serius dengan permintaan saya, sehingga dia bawakan karyanya pada saya.

apakah ada hubungan antara perempuan dan pernik-pernik ornamental? ada yang bilang bahwa pemahaman purba manusia mengenai jarak dan ruang itu lewat rabaan, bukan lewat pandangan mata. seorang bayi mengukur kedekatan dan kejauhan ruang sekitarnya lewat jangkauan tangan dan rabaan orang di sekitar dia.

pengalaman dunia lewat rabaan [tactile] itu merupakan pengalaman purba. purba dalam arti dasariah, bukan dalam arti telah berlalu dan tidak berfungsi lagi. tiap orang bisa membangkitkan kemampuan purba yang bagi orang dewasa telah tertindas oleh rationalitasnya ini.
dan ada yang bilang lagi, perempuan memiliki segenap kemampuan ini dalam kesiagaan penuh. dia konon lebih simpatik, mampu berbela rasa, dan mampu masuk ke dalam situasi secara menyeluruh, empati. mungkin itu sebabnya, banyak perempuan di pelatihan perdamaian ini. para cowok lebih suka berantem dari pada berdamai!

karya-karya cyndi, bila dilihat dari perspektif itu, perempuan banget! dan cocok untuk konteks perdamaian yang diusahakan oleh SPI ini.

No comments: