05 June 2007

pangkur ngrenas, laras pelog pathet lima

ini tadi barusan saya ikut nyumbang acara dalam malam penutupan session ketiga. rupanya mereka terkesan dengan permainan suling "ngawur-ngawuran" saya ketika pembukaan session itu, sehingga malam ini saya diminta lagi.
tapi,
sayang sekali, suling bambu yang saya bawa dari yogya itu ternyata pecah di koper. mungkin ketindihan barang-barang sekoper, ketika koper dibanting-banting di bandara ketika pesawat harus transfer.

valerie menjadi juru selamat.
valerie meminjamkan blok flute, entah dari mana, untuk saya pakai malam ini.
dan saya mengaku saja bahwa ini suling barat akan saya mainkan secara jawa, alias "ngawur-awuran" semau-mau saya.

saya memainkan tembang macapat pangkur ngrenas, laras pelog pathet lima. rasanya ini paling bisa saya mainkan dengan blok flute diatonik itu. lagian, tembang ini sebenernya sudah saya hapal garis besar kata-katanya.
lalu,
kembali internet jadi juru selamat. saya browsing untuk nyari tembang itu dan nemu di sini [pdf]. di situ ada lirik berikut keterangan mengenai tembang ini.
rupanya, pangkur adalah tembang untuk meredakan atau menenangkan orang yang sedang dilanda semangat bertempur [in a passion of violence or fighting]. wah... ciociok banget ini...
njuk saya cari [browsing lagi, maksudnya] terjemahannya. dapet di sini.
tapi, nek diinggriskan kok rasanya kurang menggigit ya?
njuk,
kembali semangat ngawur-awurannya kumat. saya katakan saja bahwa terjemahannya kurang tepat. tapi maksudnya adalah gini-gini-gini.... wis, gitu aja, bule-bule paling ndak tau juga kok...apalagi fans saya yang dari afrika, india dan nepal itu ...halah...paling ra reti!

lha untuk menambah dramatisasi, saya minta meja untuk saya pakai duduk bersila di atasnya. setelah melepas sepatu, lalu saya duduk bersila, pakai iket, njuk kalungan kain hitam yang saya bentuk seperti stola. make stolanya aja pakai nyembah-nyembah, biar dramatis.
dan penonton memang senyap.
cep...klakep!
[batinku ngguyu dhewe!]

lalu mulailah saya meniup seruling.
mula-mula melengking ngawur, njuk makin lama makin mendekati tema tembang pangkur itu. saya susul dengan pembacaan bait pertama.
Mingkar mingkuring angkårå
akarånå karenan mardi siwi
sinawung resmining kidung
sinubå sinukartå
mrih kretartå pakartining ngèlmu luhung
kang tumrap nèng tanah Jåwå
agåmå ageming aji
ambil nafas,
lalu saya tiup lagi melengking-lengking ngawur sejadi-jadinya... kembali saya arahkan ke tema tembangnya.
lalu masuk ke bait kedua.
Nggugu karsané priyånggå
nora nganggo peparah lamun angling
lumuh ingaran balilu
uger guru aleman
nanging janmå ingkang wus waspådèng semu
sinamun ing samudånå
sesadhoning adu manis
selesai itu saya sajikan terjemahannya dalam bahasa inggris:
We set aside the needs of the self
For the pleasure of educating children
Through good songs,
Worded beautifully and with care,
So that they will learn the high knowledge
Prevailing on the island of Java
According to the religion of the Kings.
sebelum meninggalkan "panggung" berupa meja itu saya nyembah lagi. embuh nyembah apa...
dan tepuk tangan gemuruh...ditingkah suitan bersiut-siut dari rekan-rekan afrika dan nepal.
saya membatin: ini untuk bapak!
[ketika saya naik "panggung" saya memang teringat bapak almarhum]

No comments: