[tulisan ini masih seperti tulisan-tulisan sebelumnya, isinya cuma gumun-gumunan. terheran-herannya wong ndesa seperti saya ketika masuk di dunia yang amat berbeda.]
tadi malam kami diundang makan malam oleh puput, nita, daniel dan chie-chie.
kami masuk ke rumah mereka yang tidak jauh dari rumah pak yoder dan pak sumanto.
masuk rumah itu perkara tersendiri.
setelah pintu rangkap itu dibuka [pintunya memang ganda, satu membuka keluar, satu membuka ke dalam] kami berada dalam ruang 2x2 meter yang dikitari pintu semua. kami di minta masuk ke salah satu pintu yang membawa kami ke tangga naik ke attic.
tangganya tertutup karpet sepenuhnya.
setelah naik sampai di atas, lantainya pun jebul tertutup karpet sekujurnya.
saya perhatikan, tidak ada satupun di antara kami yang lepas sepatu atau sandal. jadilah kami semua mendaki tangga dan masuk ruang atas dengan sepatu dan sandal melekat di kaki.
lha jebul, ini memang kebiasaan di sini. lumrah bila sandal dan sepatu tetap melekat sementara lantai tertutup karpet.
karpet ini, rasanya, sudah menjadi keset raksasa.
walau pun, sandal dan sepatu kami tidak sekotor di indonesia, tapi tetap saja saya tidak tega mengenakan sepatu di lantai karpet itu: sepatu sandal saya tak lepas di dekat pintu keluar.
ketika saya pulang, yang celaka saya sendiri: harus nyari-nyari di mana narok sepatu sandal saya tadi...
[salahe dhewe ndadak dilepas segala! nggayaa...he..he..]
27 May 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment