kebaktiannya sendiri hangat dan hidup.
saya senang mengikutinya, walau pun ada masalah [besar] dengan bahasa inggris. karena mereka yang umumnya berbahasa inggris dengan lancar [halah!]
liturginya sendiri -menurutku- diturunkan dari tradisi konservatif. kutbahnya -sepanjang dapat aku tangkap- ngomong tentang kitab suci melulu. kurang bernilai sosial, meski pun tajuknya tentang 'down to earth peace'.
dalam liturgi ada acara yang menarik, yakni diundangnya anak-anak ke depan mimbar yang sudah digelari kain quilt. anak-anak duduk di atasnya dan pak pendeta nglesot lalu mendongeng untuk mereka sekitar 10-15 menit. ini menarik karena anak-anak dilibatkan dalam ibadah sehingga mereka tidak berjalan-jalan mengganggu jalannya ibadah, demikian pula kepada orangtua diperlihatkan bagaimana pedulinya gereja pada anak-anak mereka.
No comments:
Post a Comment