cerita dari teman-teman telah membikin saya menjalani proses ini dengan tegang. entah mengapa, teman-teman ini senang menceritakan hal yang tidak enaknya dari pada enaknya. senang cerita susahnya dari pada mudahnya...
prosesnya memang mudah-mudah ribet.
saya ingin menuliskan ini sekadar untuk catatan, yang bisa jadi nanti akan dilengkapi lagi [seingatnya... he..he..]

formulir D 156 ini adalah formulir utama yang harus betul cara pengisiannya dan harus dipenuhi permintaannya [silakan klik link ini].
yang dimaksud betul adalah TIDAK MENGOSONGKAN JAWABAN dari tiap butir yang dimintai keterangan. bila kita tidak mengisinya, harus diisi dengan N/A.
demikian pula, ada persyaratan ketat di form ini yakni mengenai ukuran foto yang 'aneh' atau tidak lazim buat saya: 5x5 cm dengan jarak dagu sampai batas atas atas foto sekitar 2.5 cm, dengan latar belakang warna putih].
[untunglah untuk perkara foto ini studio foto artha di jalan solo sudah paham, karena sering melayani dosen-dosen yang mau ke amerika, demikian pengakuan salah satu karyawan di sana].
selain form D-156, untuk yang berumur 16-45 tahun diminta mengisi juga form D-157, dan yang ke amerika untuk kepentingan studi atau exchange programm maka harus juga mengisi form D-158. semua form ini bisa didownload di tempat tadi. saya hanya mengisi D-156 dan D-158 karena usia sudah lewat dari 45 sehingga tidak perlu isi D-157.

yang menjengkelkan adalah proses antri untuk wawancara tadi.
waktu yang ditentukan untuk wawancara adalah 07.00 pagi. untunglah saya pakai kereta api yang dari stasion gambir ke US-embassy cuma 10 menit jalan kaki. sejak pukul 06.00 antrian itu sudah panjang. mereka ini disuruh berjejer berdua-dua di gang samping timur kedutaan [di bawah rel kereta layang]. dan berangsur-angsur kami berjalan mendekati pintu gerbang tempat kami dilucuti bawaan kami.
cukup panjang antrian ini. konon, kata petugas di situ, hari itu sekitar 300-an orang dilayani wawancaranya untuk urusan visa.
setelah masuk gerbang, siapkan uang rp.900.000,00 untuk biaya visa ini. cukup mahal bagi saya, apalagi disertai "ancaman" bahwa bila visa ditolak, uang ini tidak kembali... [mungkin perkara inilah yang membuat saya menjalani proses ini dengan tegang he..he..]
semua dokumen rasanya sudah lengkap [trims untuk list yang disediakan bu jeanny untuk ini], tapi jebul ada satu items yang belum saya isi: nomor KTP.
[untunglah perkara ini bukan perkara utama, karena ada petugas yang mengecek antrian kami dan sampai di tempat saya dan dia cuma meminta agar saya menuliskan langsung nomor KTP saya di form D-156 tadi...] syukur alhamdulillah... [saya khawatir kalau hal ini diperkarakan, saya bisa-bisa harus mengisi ulang form utama tadi di warnet di sekitar itu..wah.! kembali dari nol nek gitu...]
selebihnya adalah proses wawancara yang dilakukan di ruang yang menempuhnya perlu sirkulasi yang berbelit-belit.
tapi kami semua menurut. seperti domba yang dibawa ke pembantaian..ha..ha..
No comments:
Post a Comment